Loki: Le Av Triumf

From Word Craft
Jump to navigation Jump to search

Kalian bertanya padaku mengapa aku ingin mengakhiri dunia, memanggil senja bagi para dewa. Aku tertawa. Kalian usir ragaku dari singgasanaku, mencaci dan menghujat aku. Aku tertawa. Kalian berkata padaku bahwa kalian kecewa akan pengkhianatanku. Aku tertawa.

Kalia murka karena kalian pikir aku tertawa untuk menghina kalian. Tidak, kalian murka karena kalian tidak mengertia apa yang membuatku tertawa.

Aku menertawakan kebodohan kalian.

Bagaimana mungkin aku tidak tertawa? Lihatlah, kalian sudah menjadi terlalu bodoh untuk merajai dunia. Memang sudah saatnya kalian berhenti ikut campur dengan kehidupan makhluk-makhluk Midgard. Sudah saatnya kalian mengakui bahwa mereka tak lagi membutuhkan kalian. Siapa yang butuh dewa-dewa yang terbutakan oleh kesenangan dan ketenangan dibalik tembok yang mengelilingi istana mereka, sementara kemelaratan melebarkan sayapnya dengan bebas di luar sana? Otak dan kemampuan kalian sudah menjadi tumpul akibat kedamaian tanpa akhir itu. Buktinya kalian begitu terkejut ketika aku membunuh Balder—salah satu dari hal-hal yang membutakan kalian. Kalian kecewa padaku yang darahnya telah bercampur dengan darah kakek-kakek renta yang kalian panggil raja mahatahu dalam sumpah persaudaraan abadi, kecewa karena aku begitu kejam karena telah merenggut nyawa seorang dewa yang tak berguna selain untuk menyegarkan mata makhluk-makhluk fana dengan parasnya. Bukankah kalian sendiri yang mengunci segala macam kedengkian kejahatan, keburukan, dan segala macam emosi lain yang ingin kalian singkirkan dari tanah kalian yang damai dalam diriku? Bukankah kalian sendiri yang memperingatkan dunia untuk tidak mendengarkan bisikan-bisikanku?

Saking tololnya, kalian terkejut ketika aku, kejahatan dan kedengkian dalam darah dan daging, melakukan sebuah kejahatan atas dasar kedengkian. Bagaimana mungkin aku tidak tertawa?

Tidak, aku tidak memimpin bala tentara yang akan menghancurkan kalian demi menyelamatkan penghuni Midgard dari kebodohan dewa-dewa mereka. Aku juga tidak membangkitkan keganasan anak-anakku untuk membuka mata kalian dan menyadarkan kalian bahwa keindahan yang mengelilingi kalian tak akan berlangsung selamanya.

Akan kujawab pertanyaan bodoh kalian sebagai hadiah perpisahaan, karena inilah kali terakhir kita bersua sebelum Asgard kujadikan medan pertempuran.

Aku ingin mengakhiri dunia, memanggil senj a para dewa, sebabnya sama dengan ketika aku membunuh Balder, merenggut rambut emas Sif, membantai Otter, dan merampas cincin Andvari. Aku lakukan semua itu karena aku ada untuk melakukannya, untuk melakukan hal-hal yang tercela, untuk hal-hal yang bertentangan dengan kemurnian dan kebaikan, untuk melakukan hal-hal yang menjadikanku sosok antagonis yang sempurna—tujuan dari keberadaanku sejak kalian memilihku menjadi wadah untuk membendung kegelapan berabad-abad yang lalu, ketika fajar pertama menyingsing.

Kalian berkata padaku kalian menyesal telah memilihku, menudingku sebagai seorang pengecut yang kalah pada bisikan-bisikan niat jahat. Aku tertawa lagi.

Aku? Pengecut? Kalian salah besar. Kalian memilihku karena akulah satu-satunya yang memiliki keberanian—keberanian untuk melakukan hal-hal keji yang tak akan bisa kalian lakukan meski diam-diam, jauh di dalam lubuk hati kalian, benar-benar kalian inginkan. Namun kalian tidak berani melakukan hal-hal itu, karena itu akan menodai sosok kalian di mata mereka yang menyembah kalian. Kalianlah yang mengubur keinginan-keinginan busuk kalian dalam diriku yang memiliki keberanian untuk mengakui perasaan dan keinginanku yang sesungguhnya.

Kalian mulai meraih tali-temali, menggunakan benda itu untuk membelenggu ragaku, dan mengubahnya menjadi besi. Aku tertawa.

Aku tertawa karena mengikat dan menghukumku merupakan satu lagi tindakan bodoh dan sia-sia. Dengan atau tanpa aku, senja telah tiba. Tak lama lagi, tembok-tembok yang menaungi kalian akan runtuh. Bala tentaraku akan maju serentak dan menghancurkan istana-istana tempat kalian berlindung. Sang Serigala akan meraung dan menerkam dengan taring-taringnya yang tajam dan kalian hanya bisa menjerit sambil mendoakan keajaiban yang tak akan datang, Sang Ular Midgard akan meliliti bumi dan meremuknya hingga hancur dan kalian hanya bisa berenang-renang dalam bisanya. Sang Ratu Neraka akan bangkit dari kerajaannya dan merenggut jiwa demi jiwa dan kalian hanya bisa menanti giliran kalian dalam keputusasaan.

Dan aku akan musnah bersama kalian, namun akulah yang akan tertawa paling akhir.