Arcanagram:Volume00 9th card

From Word Craft
Jump to navigation Jump to search

Part 1

Bagi Zekken Isshiki, kematian Haruaki Shinobu pemilik [The Hierophant] tidaklah sia-sia.

Sekalipun temannya itu mati dengan bunuh diri di depan kedua matanya sendiri dalam kondisi mental yang ganjil, kematiannya meninggalkan suatu pesan bagi Isshiki.

Ketika ia memeriksa mayat Shinobu, Ishhiki tidak menemukan kartu [The Hierophant] di manapun.

Artinya, seseorang telah merebut kartu milik Shinobu sebelum kematiannya. Dan siapapun orang ini pastilah merupakan dalang yang membuat Shinobu membunuh dirinya sendiri seperti ini.

Beruntunglah bagi Isshiki, Shinobu kelihatannya sudah melihat kalau sesuatu yang buruk akan menimpanya dan meninggalkan sesuatu di balik jubah yang ia kenakan.

Secarik kertas dengan satu nama tertera di atasnya.

Nishigami Kaito.

Lantas Isshiki menganggap ini sebagai pesan kematian dari Shinobu. Berbekal nama ini, Isshiki mencari di berbagai arsip data kantornya yang ia miliki sepulang dari mengantarkan mayat Shinobu ke rumah sakit dan Takentasu Riri ke gereja.

Nihil.

Nama itu tidak pernah muncul di manapun. Berarti orang ini bukanlah pelaku kriminal ataupun orang kepolisian, dan kemngkinan besar merupakan warga sipil.

Siapa sebenarnya pemilik nama 'Nishigami Kaito' ini?

Apakah ia orang yang sama dengan yang sejak kemarin menyamar sebagai Shinobu dan berbicara dengannya di telepon?

Ah.

Mendadak Isshiki mengingat satu hal yang sederhana, namun entah kenapa dilupakannya sejak awal.

Benar, ia seharusnya berpikir untuk melacak nomor telepon sejak awal. Kalaupun ini gagal, nama Nishigami Kaito seharusnya terdaftar di catatan kependudukan kota ini, kecuali dia berdomisili di luar kota.

Isshiki baru ingat kalau tidak semudah itu melacak nomor telepon seseorang atau mencari nama di daftar kependudukan. Ia memerlukan izin dari pihak berwenang di atasnya terlebih dahulu, dan pasti harus membuat surat atau semacamnya sebagai bentuk permohonan memeriksa hal-hal terkait sebuah kasus.

Prosedur yang merepotkan. Sedikit banyak ia menyesal menjadi detektif kepolisian dan bukan detektif swasta.

Tapi bagi Isshiki, ini adalah hal mendesak.

Untuk kali ini Isshiki tak peduli dengan peraturan. Waktu terus berjalan, dan ia harus segera menemukan orang bernama Nishigami Kaito ini sebelum permainan Arcanagram berakhir, atau kematian rekannya Shinobu akan menjadi sia-sia.

Maka Isshiki segera meninggalkan ruangannya dan bergerak.

Part 2

"Kau yakin? Ada seorang pemain di tempat seperti ini?"

"Percayalah pada adikmu ini, Tsukiyo-neesan. Dan Asahina-neesan...kapan kau mau menjelaskan padaku bagaimana kau bisa sampai membunuh ayah dan ibu?"

"Eh..kenapa kita jadi membicarakan itu lagi? Bukankah kemarin kita sepakat untuk menunda ini sampai akhir permainan?"

"...dan kapan akhir permainan itu?"

"Yah, antara kita menunggu batas waktu ini berakhir, atau kita menghabisi para pemain lain. Ayolah, Hoshina! bergembiralah sedikit! Setelah sekian lama, akhirnya kau bisa berkumpul dan 'bermain' bersama kakak-kakakmu tercinta ini lagi, kan?"

"Aku tidak mau mendengar itu dari pembunuh ayah dan ibu."

"Oi, kau juga membunuh pria kemarin! Posisi kita sama, lupakanlah masalah kecil seperti itu. Kau juga tidak begitu peduli pada ayah dan ibu, kan?"

"...Tsukiyo-neesan, apakah menurutmu apa yang dilakukan Asahina-neesan itu adalah sesuatu yang 'benar'?"

"Tidak ada yang benar dan salah di dunia ini, adikku yang manis. Kalau kau tanya pendapatku, menurutku sih yang ada di dunia ini hanyalah hal yang 'lebih mudah dilakukan' atau 'lebih sulit dilakukan'. Dalam situasi permainan ini, contonhnya, akan lebih mudah kalau kita bertiga bekerja sama, menurutku."

"Hmm..."

"Jadi, sekarang bisa kan kau ceritakan soal pemain lain yang kau lihat dengan kemampuanmu?"

Part 3

Seharusnya Nishigami Kaito tidak perlu keluar ruangan untuk menghadapi pemain lain dalam permainan ini.

Idealnya, ia hanya perlu melihat segalanya dari balik monitor tanpa perlu terlibat langsung dengan permainan Arcanagram dan segala risikonya.

Tetapi ia salah akan satu hal.

Tidak semua pemain bergerak dalam sepengetahuannya.

Tidak, bahkan seharusnya ia sadar kalau ia belum mengetahui dengan pasti siapa saja semua pemain lain selain dirinya dan mereka yang terlibat dengan Takenatsu Riri.

Ia dan wanita itu telah berjanji menghabisi pemilik [The Judgement] dan [The Justice] hari ini.

Mereka akan berburu.

Namun kini posisi itu kini berubah.

Nishigami Kaito kini tak ubahnya seperti tikus dalam kandang yang diburu oleh kucing kelaparan.

Dan bukan oleh Zekken Isshiki sang pemilik [The Justice], yang ia kira akan mendatangi tempatnya setelah kematian pemilik [The Hierophant].

Melainkan oleh tiga orang perempuan yang belum Kaito ketahui sosoknya sejak kemarin.

Dan ketiganya adalah pemain Arcanagram.

Sejauh ini ia mengira hanya dirinya dan Takenatsu Riri saja pemain yang 'bekerja sama'. Tak pernah ia duga kalau ada pemain yang sampai berjumlah tiga orang bekerja sama seperti ini. Ditambah lagi, mereka bisa mengetahui kalau ia berada di dalam sebuah kamar di gedung apartemen pinggiran kota, seolah-olah di antara mereka ada radar yang dapat menemukan pemain Arcanagram di sekitar mereka.

3 lawan 1. Kalau melihat perbandingan kartu Arcana yang dipengang, pertarungan ini menjadi 4 lawan 2. Tapi 4 lawan 2 ini sama sekali tidak bisa dikatakan sesuatu dengan kemungkinan menang di atas 50%.

Saat ini Kaito masih berada di dalam ruangannya, memikirkan apa yang bisa ia lakukan sambil terus mengamati sosok ketiga perempuan yang telah menaiki tangga dan kelihatannya benar-benar akan menuju ke tempatnya dari sekumpulan monitor.

Ia harus menyusun rencana.

Dengan kartu [The Chariot] dan [The Hierophant], apa yang bisa ia lakukan?

Part 4

"Dari sini apa yang kau lihat, Hoshina?"

"...kurasa maju terus dan dobrak kamarnya saja juga tidak maslah. Kita tidak akan langsung menemukannya di tempat, tapi toh aku tahu dia ada di mana. Kita tinggal mengikuti apa yang tadi kukatakan dan mengelabuinya."

"Oh-hoo. Aku semakin bangga punya adik yang bisa diandalkan seperti kalian berdua! Dengan kemampuanku, Tsukiyo, dan Hoshina, kelihatannya kita memang pemain yang tidak akan terkalahkan sampai akhir!"

"Kalau saja kau setuju untuk menggunakannya dari kemarin, mungkin kita sudah mendapat lebih banyak kartu, Hoshina.."

"Kalian ini..."

Part 5

Semuanya telah siap.

Nishigami Kaito tahu kalau cepat atau lambat ia akan terlibat dalam situasi yang mengharuskannya mempertaruhkan nyawa, dan sekaranglah saatnya. Sekalipun ia ragu, ia hanya bisa percaya pada apa yang ia miliki dan maju terus.

Kini ia bersembunyi di salah satu lemari di kamarnya. Begitu ketiga perempuan itu masuk ke ruangan ini, ia akan mengambil alih kesadaran salah satu dari mereka dan diam-diam membunuh mereka bertiga.

Ia berusaha optimis. Kalau ia berhasil melakukannya, ia bisa mendapatkan lima kartu di tangan hari ini.

Ketiga perempuan itu akhirnya memasuki kamar Kaito.

Jantungnya berdegup kencang. Keringat mulai mengucur.

Kaito panik, namun berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Ia sudah biasa berada di posisi bersembunyi, namun ia tidak biasa berada di posisi diburu.

Dengan seksama ia menyaksikan pergerakan ketiga perempuan itu di kamarnya dari balik celah kecil di lemari. Sebelumnya ia sudah melihat gerak-gerik mereka bertiga, dan ia menyimpulkan ada satu perempuan di antara mereka yang kelihatannya merupakan pemimpin di antara tiga orang itu.

Perempuan yang sering terlihat menyeringai dengan gigi taringnya. Kaito lihat ia sepertinya merupakan yang tertua, dan juga sedari tadi memerintahkan sesuatu kepada dua perempuan yang lainnya.

Kaito akan menggunakan perempuan ini.

Ia mengaktifkan [The Hierophant] miliknya dan segera 'memasuki' tubuh perempuan itu.

"...."

Kini, Nishigami Kaito telah meninggalkan tubuhnya dan 'memakai tubuh' seorang perempuan yang menyerbu kamarnya.

Seketika itu juga, seluruh ingatan yang perlu ia ketahui segera terbaca olehnya.

Kemampuan dari [The Hierophant] adalah mengambil alih kesadaran dan tubuh seseorang yang dikehendaki, sekaligus mengakses ingatan dan kemampuannya. Dalam waktu singkat, Kaito kini menangkap situasi saat ini.

Pemilik tubuh ini bernama Sanada Asahina. Ia adalah pemilik kartu [The Sun], dan dua perempuan lain yang bersamanya ini adalah adik-adiknya, yang masing-masing memegang [The Moon] dan [The Star].

Baru saja Kaito mengetahui hal ini, salah seorang adik dari Sanada Asahina dengan rambut panjang dan hiasan bunga di kepala menghampirinya.

"Asahina-neesan, kau tidak apa-apa?"

Sesaat Kaito gugup, namun ia segera menjawab sebaik yang ia bisa supaya tidak menimbulkan kecurigaan.

"Y-ya, tentu saja, aku baik-baik saja... Ada apa, Hoshina?"

"...aku dan Tsukiyo-neesan memutuskan untuk berpencar. Asahina-neesan, tolong cari ke arah lemari dan ruang pakaian di sana ya? Tsukiyo-neesan akan memeriksa berjaga di luar, sementara aku akan ke kamar yang sebelah sana."

"Oh, baiklah..."

Kaito (Asahina) melirik ke sekitar, dan melihat perempuan yang satu lagi keluar dari kamar apartemennya.

Ia menoleh ke arah Sanada Hoshina di hadapannya, yang kini tengah memasuki kamar tempat segala peraltan dan monitornya berada.

Ini kesempatan.

Saat ini, di dalam kamar apartemen ini hanya ada satu orang selian dirinya dan pemilik tubuh yang tengah ia kendalikan ini.

Segera saja ia meraih stun gun yang sudah ia persiapkan di laci meja ruang utama, dan memasuki ruangan yang sama dengan Hoshina.

Mereka membuat kesalahan.

Kelihatannya mereka tidak sadar kalau Kaito telah mengambil alih tubuh Sanada Asahina ini, dan mereka salah langkah telah berpencar di dalam wilayah Kaito. Kalau begini, ia bisa melumpuhkan mereka satu persatu dan menyingkirkan mereka sekaligus setelah ia kembali ke tubuh aslinya nanti.

Kaito (Asahina) memasuki kamarnya untuk menyusul perempuan bernama Hoshina barusan.

"Hoshina, kau di dalam? Aku melu---"

JLEB

"?!"

Kaito (Asahina) tak sempat bersuara saat menginjakkan kaki ke kamarnya sendiri.

Di balik pintu, Sanada Hoshina telah menunggunya dengan sebuah jarum suntik di tangan.

Dan jarum itu kini tertancap dengan kuat di tubuhnya (Asahina).

"Kau...?! Kenapa....!?"

"Tsukiyo-neesan!!"

Bersamaan dengan teriakan Hoshina, Kaito (Asahina) mendengar sesuatu dari belakang.

Ia menoleh....

...dan mendapati 'tubuh'nya yang kosong, kini tengah dipapah oleh perempuan bernama Sanada Tsukiyo yang menggenggam sebuah pisau dapur di tangannya.

"Kalian...sejak kapan..."

"Asahina-neesan tidak pernah memanggilku dengan nama," ujar Hoshina. "Dan satu-satunya kesalahanmu adalah mengambil alih tubuh Asahina-neesan tanpa melihat kemampuan kami bertiga. Yah, aku bisa melihat masa depan yang akan terjadi, jadi sebenarnya memang percuma saja sih. Hari ini memang hari sialmu."

Kaito benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.

Perlahan tapi pasti, kesadarannya mulai menurun...dan akhirnya menghilang sepenuhnya.

Part 6

"Tapi tak kusangka, kau sampai menipu Asahina-neesan. yah, dengan kemampuanku, kita memang bisa menemukan tubuhnya dalam waktu singkat, sih. Dan dengan kemampuanmu, kita bisa mengantisipasi apapun yang terjadi. Benar kata Asahina-neesan, kombinasi kita bertiga terlalu menyeramkan. Aku tak bisa membayangkan kalau aku berada di posisi pemain lain, hahaha."

"Tsukiyo-neesan, ada berapa kartu yang dimiliki pria itu?"

"Dua. Kurasa ini artinya masing-masing dari kita akan memegang kartu ganda, ya. Kau tidak keberatan memegang [The Strength]. Aku akan mengambil [The Chariot] ini, dan biar kartu [The Hierophant] kita sisakan untuk Asahina-neesan. Toh dia sudah merasakan langsung kemampuan kartu ini, hahaha."

"Ngomong-ngomong, yang ada di dalam jarum suntik tadi, apakah benar hanya penurun kesadaran?"

"Hm? Kenapa nada pertanyaanmu menyiratkan seolah jarum itu berisi sesuatu yang lebih mematikan? Masih kesal pada Asahina-neesan soal ayah dan ibu?"

"..tidak juga. Hanya ingin memastikan saja..."

Part 7

Zekken Isshiki tidak bisa mempercayai apa yang mata lihat saat ini.

Saat ini, ia tengah berdiri di depan sebuah kamar apartemen tempat sebuah pembunuhan terjadi.

Pembunuhan dengan korban bernama Nishigami Kaito.

Ia telah menghabiskan beberapa jam sebelumnya dengan berkutat mencari tahu di mana pria bernama Nishigami Kaito ini berada...dan saat ia menemukannya, pria ini sudah terbunuh oleh orang lain?

Sekarang bagaimana ia bisa menemukan kebenaran atas apa yang terjadi pada rekannya, Haruaki Shinobu?

Melihat mayat Nishigami Kaito yang tergeletak begitu saja di tengah ruangan, pikirannya menjadi tak menentu. Seperti inikah nasib yang menunggu setiap jiwa yang bermain dalam Arcanagram?

Hanya menunggu kematian menjemput, atau melawannya?

"...."

Zekken Isshiki menggeledah tempat ini.

Ia mencari, mencari dan mencari.

Ia belum sempat mengorganisir apa saja yang ia temukan saat ia sampai di kamar utama yang berisi banyak monitor.

"I, ini..."

Melihat banyaknya tampilan kamera yang tersebar di banyak tempat di seluruh penjuru kota, Isshiki segera menyadarinya. Pria bernama Nishigami Kaito ini selama ini mengamati pemain lain dari tempat seperti ini. Pantas saja ia tidak perlu turun tangan sekalipun terlibat den gan Takenatsu Riri dan Haruaki Shinobu.

Lalu, pemain macam apa yang sanggup membunuhnya, sementara Isshiki saja harus berjuang hanya untuk menemukan tempat ini?



Intermission Report

Inactive Player : No.X [The Fortune], No.III [The Empress], No.0 [The Fool], No.VIII [The Strength], No.XIV [The Temperance], No.V [The Hierophant], No.I [The Magician], No.II [The Priestess], No.VII [The Chariot]

Player Remaining : 13

Arclist9.jpg


Additional Rules #04

> Saat seorang pemain terbunuh, kartunya akan tetap tertinggal di dunia ini. Namun bila kartu seorang pemain hancur, pemain tersebut akan lenyap dari dunia ini.