Arcanagram:Volume00 15th card

From Word Craft
Jump to navigation Jump to search

Part 1

Di tengah pertarungan yang akan terjadi antara pemilik [The Sun] dan [The Emperor], terdapat tiga orang penonton.

Nakamori Ai, pemilik [The Devil] yang saat ini berpikir untuk lari dan tidak terlibat lebih jauh.

Sanada Hoshina, pemilik [The Star] yang masih belum menentukan apakah ia harus membantu kakaknya melawan pemilik [The Emperor] atau membiarkannya.

Dan yang terakhir adalah Tobari Hideya, yang keberadaannya sejak awal belum disadari oleh siapapun di tempat ini.

Hideya masih berusaha memantau dari jarak aman, dan karena ia tidak bisa mendengar, sejujurnya yang bisa ia lakukan hanyalah sebatas menduga-duga apa yang terjadi di antara para pemain tersebut.

Ia baru saja menyaksikan pemilik [The Moon] melompat dari jendela gedung setelah kedatangan pemilik [The Emperor], dan seketika itu juga mati dalam keadaan mengenaskan, hanya ditemani hujan yang mengguyur tubuh tak bernyawa miliknya. Pemilik [The Sun] segera bergerak menerjang pemilik [The Emperor], kelihatannya marah dengan kejadian tersebut. Sementara dua perempuan sisanya... Hideya tidak tahu kenapa mereka masih diam di tempat mereka.

Mungkinkah mereka tidak yakin dengan apa yang harus dilakukan karena adanya pihak ketiga?

Sambil terus memperhatikan perkembangan apa yang akan terjadi, Hideya bergerak mendekati keempat pemain lain tersebut untuk melihat lebih dekat.

Part 2

"Raaaaaaaaaaahh!!"

Dengan satu teriakan keras, Sanada Asahina menerjang ke arah Ohtori Hajime bagaikan binatang buas. Di tangannya terdapat beberapa jarum suntik dengan berbagai macam isi, mulai dari obat penenang hingga obat pelumpuh total. Kelihatannya apa yang dilakukan Hajime pada Sanada Tsukiyo sebelumnya benar-benar membuat Asahina terpukul hingga ia bergerak seserampangan ini.

Akan tetapi hal itu juga bukan berarti serangannya tidak efektif. Terlihat Hajime kini terdesak dan berkali-kali harus menggunakan [The Magician] untuk melindungi diri.

Sementara itu, Nakamori Ai telah sejak pertarungan dimulai mencari-cari kesempatan untuk kabur. Ketika perhatian pemilik [The Emperor] dan [The Sun] teralihkan karena pertarungan mereka, ia akhirnya berhasil melarikan diri dari pandangan mereka.

Celaka bagi Ai, Asahina ternyata masih menangkap gerakannya di sela-sela perseteruannya dengan Hajime.

"Hoshina!!"

"!?"

Sanada Hoshina, pemilik [The Star] yang sejak tadi menjadi satu-satunya orang yang belum bergerak dari posisinya sendiri, tersentak saat namanya dipanggil. Ini baru pertama kalinya kakaknya Asahina memanggilnya dengan nama, sehingga ia tak bisa tidak terkejut mendengarnya.

"Perempuan bertopi itu masih memegang kartu Tsukiyo! Kejar dia!"

"...tapi..."

"Dengarkan aku dan pergi dari sini!" teriak Asahina setengah membentak.

Hoshina menuruti kata-kata kakaknya dan beranjak meninggalkan tempat tersebut, menyisakan kakaknya dan pria pemilik [The Emperor] di belakang.

"Kalian pikir kalian bisa lari begitu saja? Berhenti!"

Langkah Hoshina terhenti saat ia belum melangkah begitu jauh.

"Cih! Jangan halangi dia!"

Asahina menyerang ke arah Hajime dengan membabi buta dan begitu agresif, membuat Hajime terkejut dan segera memakai kemampuan [The emperor] miliknya karena terdesak.

"Kau juga berhentilah!"

Seketika itu pula gerakan Asahina terhenti. Namun di saat yang sama, Hoshina merasakan dirinya dapat kembali bergerak. Maka ia segera berlari sesegera mungkin menjauhi tempat itu.

"Bagus, pergilah! Serahkan yang di sini padaku!" kata Asahina.

"Besar kepala kau, perempuan keparat!" cemooh Hajime. "Kau juga, menyingkirlah dariku seperti perempuan menyedihkan tadi!"

"!?"

Kembali Asahina merasakan tubuhnya bergerak sendiri, kali ini menuju ke arah jendela tempat Tsukiyo melompat. Kelihatannya pemilik [The Emperor] benar-benar tidak ingin berlama-lama lagi dengannya dan memutuskan untuk membuat Asahina bunuh diri.

Sebelum hal yang terburuk yang mungkin menimpanya terjadi, Asahina menggunakan kartu [The Sun] miliknya.

"..kh!? Kau, apa yang--?"

Entah bagaimana, kini tubuh Hajime ikut bergerak, perlahan tapi pasti menuju jendela yang sama dengan yang dituju oleh Asahina.

Apa yang dilakukan Asahina adalah menggunakan [The Sun] untuk menarik pemilik [The Emperor] tersebut secara paksa bersamanya. Efek kemampuan [The Sun] adalah membuat penggunanya menjadi sebuah 'pusat', dan membuat target yang ditentukan menjadi 'benda yang mengelilingi orbit' dengan pemilik [The Sun] sebagai pusatnya. Itu artinya, tidak hanya target tidak bisa mendekati pemilik [The Sun] bila penggunanya menentukan jarak antara pusat dan benda orbit, tetapi juga target akan mengikuti pusat bila pusat bverpindah tempat.

Dengan kata lain, bila Asahina melompat dari jendela, Ohtori Hajime juga akan ikut terbawa.

Sebuah 'serangan bunuh diri'.

Tentu saja Asahina hanya diam dan tidak mengatakan hal ini, sekalipun pemilik [The Emperor] itu mengeluarkan kata-kata kasar dalam kebingungannya. Ia siap membuang nyawanya bila dapat menyeret pria bajingan yang datang entah dari mana dan seenaknya merenggut nyawa Tsukiyo.

Ia tidak mau lagi melihat ada anggota keluarganya yang mati. Sudah cukuplah kedua orangtuanya mati di tangannya sendiri. Ia sudah gagal melindungi Tsukiyo, jadi ia berharap setidaknya kematiannya ini bisa melindungi Hoshina dari tangan pria yang sama.

Tetapi Ohtori Hajime juga tidak tinggal diam menyadari keanehan ini.

"...kau mencoba memaksaku, eh?! Berhenti, keparat!"

Asahina berhenti tepat sebelum ia mencapai jendela. Kelihatannya ia belum akan mati semudah itu.

Sebelum Hajime sempat melancarkan perintah selanjutnya, Asahina telah dengan cepat berbalik dan melemparkan semua jarum suntik di tangannya ke arah pria itu, membuatnya kewalahan.

Cukup kewalahan hingga tak menyadari kalau saat itu pula Asahina telah menyiapkan serangan balasan.

Asahina menggunakan [The Hierophant].

Detik berikutnya, kesadaran Asahina kini mendiami tubuh Ohtori Hajime.

Part 3

Sejujurnya, Sanada Hoshina tidak begitu yakin dengan apa yang sedang ia lakukan sekarang.

Yang ia tahu, kedua kakaknya akan mati hari ini. Itu adalah hal yang ia lihat, dan tak akan ia cegah bila memang itu yang sudah digariskan oleh takdir.

Hanya saja, apa yang dilakukan kakaknya Asahina pada detik-detik terakhir sebelum ia meninggalkannya tadi membuatnya sedikit berpikir.

Kakaknya terlihat seolah-olah begitu melindunginya, hingga mengorbankan diri untuk tetap tinggal demi membiarkan Hoshina lari.

Tidak, bukan 'seolah-olah'. Hoshina seharunya menyadarinya sejak Asahina marah ketika melihat Tsukiyo melompat dari jendela.

Kakaknya itu tak mau kehilangan mereka. Dua orang adik yang merupakan sisa keluarga yang ia miliki.

Sampai akhir Hoshina tidak tahu kebenaran di balik pembunuhan orangtuanya. Namun satu yang ia rasakan sekarang, adalah bahwa Asahina selama ini tidak benar-benar sedingin yang ia pikirkan.

Berbekal pemikiran ini, Hoshina pun memutuskan untuk mengikuti pesan kakaknya dan mencari pemilik [The Devil].

Kemampuan [The Star] miliknya dapat mencari tempat dan mengetahui waktu di luar kemampuannya untuk 'melihat masa depan', sehingga kini Hoshina menggunakannya untuk 'melacak' pemain Arcanagram terdekat.

"...?"

Kemudian ia heran.

Bukan pemilik [The Devil] yang ia dapati sebagai pemain lain terdekat, melainkan orang lain. Dalam pandangannya, ia melihat seseorang yang sejak tadi tidak ia lihat ada di tempat ini.

Seorang pemain lain...pemain keenam di dalam bangunan ini.

Segera saja Asahina mencari ke arah tempat yang ditunjukkan oleh kartunya. Namun nihil. Ia tidak bisa menemukan siapapun di sana?

Apa mungkin kemampuannya ini salah?

Merasa itu tidak mungkin, Hoshina mencoba mengarahkan kartunya ke udara kosong di mana seharusnya tidak terlihat apa-apa.

Dan saat itulah, kartunya menunjukkan sesuatu yang ganjil.

Sebuah deskripsi kartu pemain lain, sekalipun di depannya saat ini ia tak bisa melihat siapapun.

Arcanagram No.IX [The Hermit] : Pengasingan diri. Membuat pemiliknya tidak dapat disadari keberadaannya oleh orang lain saat menggunakan the Hermit.

"...kemampuan kamuflase?"

Sanada Hoshina benar-benar tak menyangka ada pemain dengan kemampuan seperti ini. Jadi sedari tadi, pemain ini sebenarnya diam-diam mengawasi mereka, namun tidak ada satupun yang menyadari keberadaannya?

Rasa-rasanya kemampuan dalam permainan Arcanagram ini benar-benar banyak yang terlihat seperti kemampuan curang.

Lalu bagaimana Hoshina dapat melihat 'pemain hantu' ini?

"...."

Untuk saat ini, yang bisa Hoshina lakukan hanyalah menjaga posisinya dengan tetap melihat kartunya sendiri. Ia tidak tahu apa yang akan dilakukan pemain tak terlihat itu, dan ia juga masih belum menemukan pemilik [The Devil] untuk merebut kembali kartu [The Moon] dan [The Chariot] yang ia pegang.

Part 4

Tampaknya Nakamori Ai kurang beruntung sore ini.

Ketika ia lari dari tempat pertarungan pertama, ia melarikan diri dari bagian belakang gedung, sementara yang ia tahu pintu gedung yang bisa dibuka hanyalah lewat pintu depan. Dengan terpaksa ia memutar, namun kemudian ia melihat pemilik [The Star] yang kelihatannya sedang mencarinya.

Mungkin seharusnya Ai tidak perlu takut karena saat ini memegang 4 buah kartu sekaligus, akan tetapi tetap saja perasaannya tidak enak. Ia baru saja melihat pemilik [The Emperor] melakukan hal-hal yang berbahaya bagi pemain lain dan tidak masuk akal, sehingga ia tidak boleh gegabah bila memang tidak ingin ambil risiko dengan konfrontasi langsung. Selama ia masih bisa melakukan ini tanpa terlihat, ia lebih memilih untuk tidak terlibat lagi.

Lagipula, ia masih belum melihat kemampuan kartu sekunder dari pemilik [The Star], yaitu kartu [The Strength]. apa yang bisa perempuan itu lakukan dengannya?

Dengan berhati-hati, Nakamori Ai melirik dari salah satu dinding ujung gedung, berharap pemilik [The Star] sudah pergi.

Namun naas, pemilik [The Star] itu kini justru terlihat mengarahkan kartunya ke arah tempat Ai berdiri di balik dinding saat ini. Apakah ia sudah menyadari posisinya?

Ai baru kemudian tersadar dengan kemampuan [The Star]. Benar juga, dengan kemampuan seperti itu, mungkin memang percuma Ai bersembunyi dari kejarannya.

Sekarang bagaimana?

Haruskah ia melawannya?

Part 5

Hajime (Asahina) mengeluarkan kartu [The Emperor] dan [The Magician] yang dari saku bajunya, kemudian menaruhnya di genggaman tangan tubuh Sanada Asahina yang kini.

Dengan ini, selesai sudah.

Bila tubuh ini mati, Sanada Asahina akan mendapatkan dua buah kartu baru dan segera menyusul Hoshina.

Ini adalah balas dendam bagi Tsukiyo. Asahina telah bertekad untuk membuat pemilik [The Emperor] ini merasakan hal yang sama.

Dengan menjatuhkannya dari jendela tempat kematian Tsukiyo.

Hajime (Asahina) pun berjalan tanpa ragu ke arah jendela yang terbuka lebar itu, siap untuk menjatuhkan diri dari ketinggian yang pasti akan merenggut nyawa manusia normal.

Ia melihat ke bawah, dan mendapati mayat Sanada Tsukiyo yang telah bersimbah darah dan basah oleh hujan.

Ia menatap langit, dan melihat kini hujan yang seharian ini mengguyur seisi kota telah berhenti turun, dan awan mulai memperlihatkan langit sore.

Hajime (Asahina) menarik nafas dalam-dalam....

...dan melangkahkan kakinya.


BERHENTI!!


"!?"

Hajime (Asahina) mendadak berhenti sebelum kakinya nyaris melangkah tanpa pijakan selain udara.

"...ada apa i---?"


TINGGALKAN TUBUHKU, PEREMPUAN SIALAN!! AKAN KUPASTIKAN KAU MENDAPATKAN GANJARAN SETIMPAL KARENA KELANCANGANMU INI!!


Asahina benar-benar tidak mempercayai apa yang sedang terjadi.

Pria pemilik [The Emperor] itu... ia masih dapat 'memerintah' sekalipun kesadarannya diambil alih? Orang macam ini?!

Asahina benar-benar tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Secara teori, seharusnya kesadaran pemilik [The Emperor] dalam tubuh Ohtori Hajime digantikan oleh Asahina. Lalu dari mana asalnya suara ini? Dan mengapa suara ini mampu menghentikannya?

Belum terjawab kebingungan Asahina, kembali sebuah suara di dalam kepalanya berteriak.

Kini lebih keras dan tegas dari sebelumnya.


PERGI! DARI! TUBUHKU! SEKARANG! JUGA!


"---hah!?"

Saat Asahina membuka mata, ia telah kembali ke tubuhnya sendiri yang bersandar di salah satu pojokan dinding.

Tak bisa dipercaya.

Pria pemilik [The Emperor] itu baru saja mendorong kesadarannya keluar dari tubuhnya?

Ini gila! Entah apakah ini karena kemampuan [The Emperor] untuk memerintah atau [The Magician] untuk melakukan hal yang di luar akal, namun yang jelas, Ohtori Hajime telah memegang kendali atas tubuhnya sendiri.

Dan kini ia memandang ke arah Asahina dengan tatapan gusar.

"Kau, berikan kartu-kartu itu!"

Asahina tidak sempat menggunakan [The Sun] ataupun [The Hierophant] karena Hajime memerintahnya sambil menarik paksa tubuhnya, kemudian menghempasnya begitu saja ke lantai.

Setelah memegang 4 buah kartu di tangannya, Ohtori Hajime kembali berkata,

"Sekarang matilah."


Beberapa saat kemudian, Sanada Asahina telah terbaring tanpa nyawa.

Tepat di sebelah mayat Sanada Tsukiyo.

Part 6

Di antara kebingunan yang sama-sama dialami oleh Sanada Hoshina maupun Nakamori Ai, Tobari Hideya saat ini juga sedang mengalami kebingungan serupa.

Ia tidak tahu bagaimana sekarang ia berada dalam posisi di mana pemilik [The Star] berada di belakangnya dengan kartu terfokus ke arahnya, sementara di depannya ia bisa melihat pemilik [The Devil] yang bersembunyi seolah tengah menyiapkan serangan kejutan.

Bagaimana dua perempuan ini bisa tahu kalau dia ada di sini?

Apakah mungkin mereka bekerjasama? Apakah mungkin ada kemampuan yang bisa membuat seseorang melihatnya sekalipun ia memakai [The Hermit]?

Dipikir sekeras apapun percuma. Hideya tidak tahu harus bagaimana sekarang.

Ia harus melewati salah satu dari dua pemain itu.

Sekarang, siapa yang harus ia lewati? Perempuan dengan hiasan bunga pemilik [The Star], atau perempuan bertopi pemilik [The Devil]?

Hanya berpikir sejenak saja, Hideya tahu jawabannya.

Ia berbalik ke belakang dan melangkah ke arah pemilik [The Star].

Seingatnya kartunya menunjukkan kalau perempuan dengan hiasan bunga ini cuma memegang dua kartu, sementara perempuan bertopi di sana punya empat kartu. Sekilas siapapun juga tahu mana yang lebih berisiko tinggi dan mana yang kelihatannya lebih mudah untuk dilewati.

Tetapi ternyata dirinya salah mengira.

Ketika ia berusaha melalui perempuan itu, yang terjadi adalah justru perempuan itu berhasil menahannya dengan tangan terbuka lebar.

Part 7

"Ketemu?"

Hoshina tak menyangka ia bisa menggunakan [The Strength] untuk 'meningkatkan kesadaran atas keberadaan pemain lain'. Hanya dengan modal ini, Hoshina sekarang dapat melihat sosok yang sebelumnya seperti hantu dengan jelas.

Sesosok laki-laki muda yang tampak kikuk dan gelagapan saat Hoshina menahan gerakannya.

Karena sejak awal tujuannya adalah mengincar pemilik [The Devil] dan bukan [The Hermit], Hoshina kemudian melepaskan pemain itu begitu saja.

Laki-laki itu terlihat kebingungan dan memberikan tatapan heran pada Hoshina, seperti bertanya-tanya kenapa Hoshina menghalanginya kalau kemudian melepasnya begitu saja.

"Aku hanya penasaran denganmu, tapi kelihatannya kau bukan orang berbahaya. lagipula target utamaku bukan kau."

Pemilik [The Hermit] itu tampak tak mengerti apa yang Hoshina katakan, tapi Hoshina tidak begitu memikirkannya. Karena kemampuan [The Strength] yang ia gunakan, Hoshina kini dapat mengetahui kalau pemilik [The Devil] berada tidak jauh di depannya.

"Keluarlah. Aku sudah tahu kau ada di sana. Kalau kau mau menyerahkan kartu milik kakakku baik-baik, kurasa aku tidak punya alasan untuk melawanmu."

Hening. Kelihatannya permintaan Hoshina kurang didengar oleh perempuan itu, maka ia mengulangnya lagi.

"Kukatakan sekali lagi, aku tidak akan melawanmu seperti kedua kakakku sebelumnya. Kau bahkan bisa menggunakan kartumu untuk mencuci otakku seandainya aku berbuat macam-macam, kan? Tolong keluarlah dan kembalikan kartu yang kau pegang. Hanya itu yang kuminta."

Selang beberapa saat kemudian, perempuan bertopi pemilik [The Devil] akhirnya menampakkan diri.

"...kau yakin?" tanyanya, sambil menunjukkan dua buah kartu yang kelihatannya merupakan kartu [The Moon] dan [The Chariot].

"Biar laki-laki pemilik [The Hermit] itu yang menjadi saksi. Pihak ketiga yang netral seperti dia cukup, kurasa."

"...? Apa yang---eh? Siapa dia?"

Pemilik [The Devil] sesaat terkejut melihat laki-laki pendiam pemilik [The Hermit]. Laki-laki itu tidak lari, tetapi juga tidak melakukan apa-apa selain mengamati, seolah-olah dia sendiri menganggap dirinya tidak ada di antara mereka berdua. Hoshina tidak tahu apa tujuannya, tapi juga tidak mempermasalahkannya. Ia tidak melihat adanya tanda-tanda kalau laki-laki ini akan melakukan sesuatu yang berbahaya padanya di masa depan.

"Aku juga tidak tahu sejak kapan dia ada di sini. Kelihatannya kemampuannya itu membuat ia bisa hadir di antara kita tanpa kita sadari," jelas Hoshina singkat. "Sekarang, apakah kau berkenan mengembalikan dua kartu itu?"

"Ah.."

Dengan ragu-ragu, pemilik [The Devil] melangkah maju sambil menatap mata Hoshina. Kelihatannya ia belum benar-benar yakin Hoshina tidak akan melakukan apa-apa padanya.

Tetapi Hoshina memang jujur. Ia tidak merasa kehadirannya di sini punya kepentingan selain menuruti pesan kakaknya, Asahina.

Melihat keraguan yang belum sirna dari mata pemilik [The Devil], Hoshina mencoba bersikap ramah.

"Bagaimana kalau---"

Ucapan Hoshina terpotong saat mereka mendengar suara gemuruh dari lantai atas tempat mereka berdiri saat ini.

Suara itu semakin lama semakin besar, dan semakin keras terdengarnya.

"---!!"


BRRRUAAGH!!!


Mendadak langit-langit lantai tempat mereka berada runtuh begitu saja seperti dihantam sebuah meteor kecil dari atas.

Hoshina dan dua pemain lain yang ada di sana sontak menghindar untuk menyelamatkan diri. Puing-puing dari lantai atas berjatuhan, kemudian berserakan menjadi gunungan bebatuan yang diselimuti asap tebal hasil runtuhan mendadak barusan.

Dari balik asap berdebu itu, berdiri seorang pria di atas gunungan puing-puing.

Pria yang merupakan pemilik kartu [The Emperor].

Baik pemilik [The Devil] maupun [The Hermit] tampak sangat kaget dengan kemunculan tiba-tiba pria ini. Entah mengapa pria ini selalu muncul dengan cara yang mengejutkan.

Akan tetapi yang mengejutkan bagi Hoshina bukanlah cara kemunculannya.

Melainkan kartu [The Sun] dan [The Hierophant] yang ia lihat kini berada di tangan pria itu.

Tanpa perlu pria itu membuka mulut, Hoshina sudah tahu apa artinya ini.


Kedua kakaknya sudah mati, tepat seperti apa yang ia lihat sebelum memasuki bangunan ini.


Intermission Report

Inactive Player : No.X [The Fortune], No.III [The Empress], No.0 [The Fool], No.VIII [The Strength], No.XIV [The Temperance], No.V [The Hierophant], No.I [The Magician], No.II [The Priestess], No.VII [The Chariot], No.XII [The Hangedman], No.XVI [The Tower] , No.VI [The Lovers], No.XIII [The Death], No. XVIII [The Moon], No.XIX [The Sun]

Player Remaining : 7

Arclist15.jpg


Additional Rules #08

> Permainan harus selesai dalam waktu 4x24 jam. Lebih dari itu, permainan akan segera dihentikan.